Penelitian ini membahas mengenai polemik penggunaan dana zakat Rumah Miskin Tasikmalaya antara Idharu Bai’atil Muluki Wal Umaro (IBMU) dengan Nahdlatul Ulama (NU) cabang Tasikmalaya yang terjadi tahun 1933 hingga 1934. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika yang terjadi dalam polemik penggunaan dana zakat untuk Rumah Miskin Tasikmalaya, serta melihat alasan/dalil yang digunakan oleh Idhar dan NU dalam berargumen mengenai kebolehan atau ketidakbolehan digunakannaya dana zakat untuk Rumah Miskin Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan menggunakan teori al-Maslahah al-Mursalah dari Syekh Wahbah al-Zuhaili (w. 2015 M). Adapun pendekatan yang digunakan penulis adalah teologis normatif. Penelitian ini menggunakan majalah al-Imtisal dan al-Moechtaryang menjadi media pers Idhar serta majalah al-Mawa’idz yang menjadi media pers NU yang penulis temukan di Perpustkaan Nasional sebagai sumber primer penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya polemik diantara Idhar dan NU, yakni perbedaan sikap kooperatif dan non-kooperatif kepada pemerintah Kolonial Belanda, perbedaan pemahaman pada teks al-Quran dan kitab fikih, serta perbedaan perspektif penerapan al-Maslahah al-Mursalah dalam pengelolaan dana zakat. Penulis menemukan setidaknya terdapat tujuh aspek yang diperdebatkan Idhar dengan NU, diantaranya mengenai landasan/dalil alQuran dan kitab fikih mengenai zakat, pembentukan PPMI sebagai penanggung jawab Rumah Miskin, tidak meratanya pembagian zakat kepada 8 golongan, kehadiran gharim buatan Idhar, masuknya permasalahan dana zakat pada masalah ijtihadiyyah, tuduhan Idhar pada NU sebagai agama baru, serta ketidakterbukaan dalam pembelian tanah Rumah Miskin dari dana zakat.

SS23030

SKR SPI 23030

Perpustakaan FAH

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

• Full Text

Share :