Tragedi jebolnya tanggul danau Situ Gintung pada 27 Maret 2009 yang memakan korban jiwa ratusan orang tidak hanya menyisakan kerugian materi, melainkan ketakutan pada urban-legend Nyi Mas Melati dan Siluman Buaya Putih serta sosok-sosok gaib lainnya yang belum jelas keberadaan wujudnya. Sosok-sosok yang dianggap sebagai pelaku utama tragedi itu lalu secara tidak disengaja dijaga dan direkam dalam memorinya masing-masing serta diceritakan dalam bentuk baru dan berbeda sehingga masyarakat menganggap mereka benar-benar ada dan layak untuk ditakuti. Berdasarkan pernyataan itu lalu mengantarkan penulis pada pertanyaan cara masyarakat sekitaran danau, terutama di Ciputat Timur dalam menjaga dan merekam urban-legend Danau Situ Gintung pasca tragedi jebolnya tanggul danau.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan metode historis, pendekatan sosiologi dan teori memory oleh Katharina Schramm. Oleh karena itu diharapkan dapat mendeskripsikan studi penelitian yang dimaksud dan didukung bukti-bukti seperti tulisan sezaman, video investigasi, podcast, film dan wawancara.
Adapun temuan yang mendukung penelitian ini: Pertama, mewariskan status juru kunci danau apabila juru kunci sebelumnya meninggal. Kedua, membangun dan menyebarkan cerita mistis terkai t Danau Situ Gintung. Ketiga, upaya masyarakat sekitaran Danau Situ Gintung untuk terlibat sebagai pencatat dan perekam cerita dalam bentuk teks atau terlibat sebagai narasumber dari suatu acara televisi dan perfilman. Kesimpulannya, berdasarkan temuan di atas juru kunci, penyebaran cerita dan rekaman tekstual dan audio-visual merupakan hal mendasar terkait cara masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan cerita urban-legend Danau Situ Gintung.

SS22056

SKR SPI 22056

Perpustakaan FAH (Skripsi SPI)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

• Fulltext

Share :