Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi citra absurditas Mesir yang digambarkan novel al-Hubb tahta al-Matar karya Naguib Mahfouz. Novel ini memiliki setting di era pasca kekalahan Mesir pada Perang Enam Hari 1967 di mana, Mesir yang telah mengalami kekalahan telak dari Israel jatuh ke dalam suatu kondisi yang disebut sebagai al-Naksah (Musibah Kemunduran). Pada era inilah, wacana filsafat absurditas dieksplorasi oleh para sastrawan Mesir dan dunia Arab sehingga banyak melahirkan karya-karya yang dianggap sebagai bagian dari gerakan sastra absurd. Rekonstruksi citra absurditas dalam novel ini, dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes yang menerapkan prinsip “dekomposisi”, yaitu dengan menelusuri kode-kode linguistik yang berfungsi sebagai satuan unit bacaan yang kemudian disebut oleh Barthes sebagai “leksia”. Leksia dianalisis dan ditafsirkan menggunakan satuan alat bedah yang terdiri dari lima kode yaitu 1) Kode Hermeneutik (HER), 2) Kode Semik (SEM), 3) Kode Simbol (SYM), 4) Kode Proairetik (ACT), dan 5) Kode Referensial (REF). Hasil dari penelitian ini menunjukkan, berdasarkan pada seluruh bangunan cerita novel ini, para tokoh cerita mesti mampu bertahan hidup di dalam sebuah negara yang keadaannya sangat absurd dan penuh dengan ketidakpastian politik, sosial, dan ekonomi. Kondisi yang tidak stabil ini, tak pelak membuat harapan, cita-cita, dan perjalanan cinta mereka berbalik menjadi sebuah kepasrahan, kehampaan, dan dendam.

SA2100040

SKR BSA 2100040

Perpustakaan FAH (Skripsi BSA)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Share :