PERKEMBANGAN PELABUHAN PEKALONGAN 1900-1942
Muhammad Naufan Faikar - Personal Name
M.Ma'ruf Misbah - Personal Name
Studi ini mengkaji Pelabuhan Pekalongan yang menjadi salah satu gerbang
aktivitas perekonomian masa Pemerintahan Hindia Belanda di daerah Jawa
Tengah. Pelabuhan Pekalongan yang menjadi gerbang aktivitas perekonomian
masyarakat Pekalongan sejak didirikanya pada tahun 1853 difungsikan sebagai
pelabuhan niaga. Komoditi yang mendominasi Pelabuhan Pekalongan selama
kurun waktu 1900-1942 adalah gula. Sesuai tujuan awal didirikan, pelabuhan
melayani ekspor-impor dan pengangkutan gula dari daerah sekitarnya.
Namun demikian perkembangan yang terjadi selama masa depresi
ekonomi dunia pada tahun 1930-an yang melanda Hindia Belanda atau masa
malaise (kesengsaraan) yang juga melanda kaum pribumi mempengaruhi aktivitas
Pelabuhan Pekalongan sebagai pelabuhan niaga. Di samping itu kebijakan
pemerintah kolonial Hindia Belanda yang memberi skala prioritas terhadap tiga
pelabuhan utama di Pantai Utara Jawa yaitu Tanjung Priok di Batavia, Pelabuhan
Semarang, dan Tanjung Perak di Surabaya menjadikan semakin berkurang dan
surutnya aktivitas dan peran pelabuhan-pelabuhan kecil termasuk Pelabuhan
Pekalongan.
Oleh karenanya penulisan sejarah maritim ini berusaha untuk menjelaskan
lebih dalam dinamika yang terjadi di Pelabuhan Pekalongan sebelum dan saat
terjadinya depresi ekonomi yang berdampak kepada berbagai lapisan masyarakat
Pekalongan. Penulis menemukan adanya usaha masyarakat Pekalongan dalam
menghadapi depresi ekonomi terutama dapat bertahannya ekonomi santri yang di
gawangi oleh para pengusaha pribumi Muslim yang sebagian besar menjalankan
usaha perbatikan
aktivitas perekonomian masa Pemerintahan Hindia Belanda di daerah Jawa
Tengah. Pelabuhan Pekalongan yang menjadi gerbang aktivitas perekonomian
masyarakat Pekalongan sejak didirikanya pada tahun 1853 difungsikan sebagai
pelabuhan niaga. Komoditi yang mendominasi Pelabuhan Pekalongan selama
kurun waktu 1900-1942 adalah gula. Sesuai tujuan awal didirikan, pelabuhan
melayani ekspor-impor dan pengangkutan gula dari daerah sekitarnya.
Namun demikian perkembangan yang terjadi selama masa depresi
ekonomi dunia pada tahun 1930-an yang melanda Hindia Belanda atau masa
malaise (kesengsaraan) yang juga melanda kaum pribumi mempengaruhi aktivitas
Pelabuhan Pekalongan sebagai pelabuhan niaga. Di samping itu kebijakan
pemerintah kolonial Hindia Belanda yang memberi skala prioritas terhadap tiga
pelabuhan utama di Pantai Utara Jawa yaitu Tanjung Priok di Batavia, Pelabuhan
Semarang, dan Tanjung Perak di Surabaya menjadikan semakin berkurang dan
surutnya aktivitas dan peran pelabuhan-pelabuhan kecil termasuk Pelabuhan
Pekalongan.
Oleh karenanya penulisan sejarah maritim ini berusaha untuk menjelaskan
lebih dalam dinamika yang terjadi di Pelabuhan Pekalongan sebelum dan saat
terjadinya depresi ekonomi yang berdampak kepada berbagai lapisan masyarakat
Pekalongan. Penulis menemukan adanya usaha masyarakat Pekalongan dalam
menghadapi depresi ekonomi terutama dapat bertahannya ekonomi santri yang di
gawangi oleh para pengusaha pribumi Muslim yang sebagian besar menjalankan
usaha perbatikan
Ketersediaan
SPI16004 | SKR SPI | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI16004
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2016
Deskripsi Fisik
xiv, 71 hlm.: ilus.: 25cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Muhammad Naufan Faikar
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas