Penelitian ini membahas penolakan masyarakat Tionghoa terhadap perdagangan Jepang di Batavia pada masa depresi ekonomi 1930-1938. Penelitian ini perlu dilakukan karena penelitian sebelumnya belum membahas dengan fokus kajian di Batavia. Penolakan terhadap Jepang di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1908 sampai pada tahun 1940 yang terjadi di berbagai kota. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengapa masyarakat Tionghoa di Batavia menolak perdagangan Jepang pada masa depresi ekonomi tahun 1930-1938. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis, dengan melakukan pengambilan data dari beberapa sumber primer, seperti surat kabar sezaman, serta dokumen-dokumen pada masa kolonial melalui tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perdagangan Jepang memberikan penawaran harga yang lebih murah, muncul sentimen ketidaksukaan terhadap masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Jepang di tanah air mereka, adanya pengaruh propaganda melalui media massa, kondisi depresi ekonomi yang turut menyebabkan para pedagang Tionghoa merasa kesulitan dalam perdagangan, sikap pemerintah Belanda secara implisit memiliki ketidaksukaan terhadap Jepang, dan sikap pribumi secara umum tidak mendukung terhadap seruan Tionghoa untuk memboikot produk Jepang. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sumber-sumber dalam berbahasa Jepang untuk mengungkapkan keberadaan masyarakat Jepang di Hindia Belanda serta kompetisi dagang masyarakat Tionghoa terhadap kelompok pribumi maupun Belanda .

SSPI 23026

SKR SSPI 23026

Perpustakaan FAH (Sejarah peradaban islam)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

• Penolakan masyarakat tionghoa terhadap perdagangan jepang di batavia pada masa depresi ekonomi 1930-1938

Share :