Kebijakan Pemerintah Thailand Terhadap Tradisi Keislaman Melayu Pattani 1902-2004
Nuryadi - Personal Name
Saedun Derani - Personal Name
Bagi masyarakat Muslim Pattani Islam merupakan sebuah identitas. Sebab
itu Islam menjadi way of life (pandangan hidup) yang diartikulasikan dalam
bentuk tradisi yang terus dipelihara dan dikembangkan di tengah-tengah di
kehidupan mereka. Dengan demikian, kehilangan tradisi masyarakat Pattani
berarti kehilangan jati diri sebagai muslim. Persoalan muncul ketika kebijakan
Pemerintah Thailand ingin mengghilangkan identitas tersebut. Studi ini ingin
menjawab masalah di atas bagaimana kiat-kiat atau cara cara Muslim Pattani
mempertahankan tradisi-tradisi yang ada melalui sumber tertulis dan wawancara.
Pada penelitian terdahulu seperti Wira Tahe (2010) menjelaskan bagaimana
perjuangan masyarakat muslim melayu Pattani mempertahankan identitas mereka
melalui seorang tokoh terkenal seperti Haji Sulong. Wilda Darnela Adiwildan
(2010) menjelaskan bagaimana proses integrasi wilayah selatan Thailand.
Phaoson Jehwae (2014) bagaimana dilema yang terjadi di masyarakat Thailand
Selatan khususnya Melayu Pattani untuk mempertahankan identitas mereka
dengan penggunaan bahasa Melayu di wilayah tersebut.
Cara meliahat masalah di atas melalui pendekatan antropologi, politik,
sosiologi, edukasi, dan agama. Adapun landasan teori yang digunakan
sebagaimana yang di katakan Sutarno NS yang menyebutkan bahwa “sebuah
tradisi akan bertahan kalau ada masyarakat pendukungnya”. Lalu metode yang
digunakan adalah metode sejarah, di mana menempatkan sumber primer sebagai
rujukan utama. Adapun data sekunder diambil dari berbagai pandangan orang luar
terkait masyarakat Islam Pattani. Langkah-langkah yang digunakan adalah dengan
melacak sumber-sumber sejarah ke berbagai perpustakan publik; di UIN Syahid
Jakarta, Universitas Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Perpustakaan Pribadi, dan diskusi-diskusi langsung dengan mahasiswa Pattani,
dosen, dan teman-teman. Kemudian mengadakan verifikasi sumber sekaligus
melakukan kritik eks dan intern, serta memberi interpretasi sesuai topik. lalu
menuliskannya dalam bentuk kisah sejarah versi penulis.
vi
Temuan (sementara) studi ini adalah bahwa seluruh aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan masyarakat Muslim Pattani untuk mendidik anak-anak mereka
rseperti ke lembaga pondok, melaksanakan acara dan resepsi pernikahan,
menggunakan bahasa Melayu dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari, dan
seterusnya dianggap sebagai upaya mempertahankan identitas muslim Pattani,
yang sampai sekarang masih tetap eksis.
itu Islam menjadi way of life (pandangan hidup) yang diartikulasikan dalam
bentuk tradisi yang terus dipelihara dan dikembangkan di tengah-tengah di
kehidupan mereka. Dengan demikian, kehilangan tradisi masyarakat Pattani
berarti kehilangan jati diri sebagai muslim. Persoalan muncul ketika kebijakan
Pemerintah Thailand ingin mengghilangkan identitas tersebut. Studi ini ingin
menjawab masalah di atas bagaimana kiat-kiat atau cara cara Muslim Pattani
mempertahankan tradisi-tradisi yang ada melalui sumber tertulis dan wawancara.
Pada penelitian terdahulu seperti Wira Tahe (2010) menjelaskan bagaimana
perjuangan masyarakat muslim melayu Pattani mempertahankan identitas mereka
melalui seorang tokoh terkenal seperti Haji Sulong. Wilda Darnela Adiwildan
(2010) menjelaskan bagaimana proses integrasi wilayah selatan Thailand.
Phaoson Jehwae (2014) bagaimana dilema yang terjadi di masyarakat Thailand
Selatan khususnya Melayu Pattani untuk mempertahankan identitas mereka
dengan penggunaan bahasa Melayu di wilayah tersebut.
Cara meliahat masalah di atas melalui pendekatan antropologi, politik,
sosiologi, edukasi, dan agama. Adapun landasan teori yang digunakan
sebagaimana yang di katakan Sutarno NS yang menyebutkan bahwa “sebuah
tradisi akan bertahan kalau ada masyarakat pendukungnya”. Lalu metode yang
digunakan adalah metode sejarah, di mana menempatkan sumber primer sebagai
rujukan utama. Adapun data sekunder diambil dari berbagai pandangan orang luar
terkait masyarakat Islam Pattani. Langkah-langkah yang digunakan adalah dengan
melacak sumber-sumber sejarah ke berbagai perpustakan publik; di UIN Syahid
Jakarta, Universitas Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Perpustakaan Pribadi, dan diskusi-diskusi langsung dengan mahasiswa Pattani,
dosen, dan teman-teman. Kemudian mengadakan verifikasi sumber sekaligus
melakukan kritik eks dan intern, serta memberi interpretasi sesuai topik. lalu
menuliskannya dalam bentuk kisah sejarah versi penulis.
vi
Temuan (sementara) studi ini adalah bahwa seluruh aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan masyarakat Muslim Pattani untuk mendidik anak-anak mereka
rseperti ke lembaga pondok, melaksanakan acara dan resepsi pernikahan,
menggunakan bahasa Melayu dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari, dan
seterusnya dianggap sebagai upaya mempertahankan identitas muslim Pattani,
yang sampai sekarang masih tetap eksis.
Ketersediaan
SS18073 | SKR SPI 18073 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 18073
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2018
Deskripsi Fisik
viii, 39 hlm,; ilus 25 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Nuryadi
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas