Pelestarian Tradisi Balur Penca Pada Masyarakat Cimande Kabupaten Bogor
Nuurun Najma Ramadhani - Personal Name
Saidun Derani - Personal Name
Skripsi ini mengkaji mengenai tradisi balur penca atau
minyak Cimande. Balur penca merupakan obat tradisional dalam
pengobatan patah tulang Cimande Kecamatan Caringin
Kabupaten Bogor. Topik ini penting untuk diteliti karena
masyarakat Cimande dari dahulu sampai saat ini masih menjaga
dan menggunakan balur penca atau minyak Cimande sebagai
sarana pengobatan tradisional patah tulang Cimande. Argumen
ini berdasarkan riset Mulyono Notosiswoyo tahun 1997, Siti
Maria dan Herliswany R tahun 1996-1997, dan Miftahul Millah
Wijaya tahun 2016, menjelaskan bagaimana praktek pengobatan
tradisional patah tulang sistem Cimande dan menggunakan balur
penca
atau minyak Cimande sebagai satu sarana yang menjadi
ciri khas pengobatan tradisional patah tulang Cimande.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
yang lengkap mengenai tradisi balur penca sesuai dengan adat
tradisi di Cimande dan menjelaskan peran elit lokal masyarakat
Cimande dalam melestarikannya. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Melalui
pendekatan sosiologi, antropologi, dan politik. Studi ini ingin
menjawab teori dari Ajip Rosidi bahwa dengan maju dan
berkembangnya zaman akan terjadi pergeseran atau perubahan
tradisi.
Temuan studi melemahkan teori Ajip Rosidi, bahwa
seiring berkembangnya zaman tradisi balur penca masih tetap
bertahan pada masyarakat Cimande. Bertahannya tradisi balur
penca
tidak lepas dari adanya peran Eyang, peran sesepuh, dan
para tokoh generasi penerus yang sangat signifikan dalam
kelangsungan kehidupan di kampung kasepuhan Cimande
terutama dalam menjaga tradisi-tradisi yang ada seperti tradisi
balur penca
pada masyarakat Cimande.
minyak Cimande. Balur penca merupakan obat tradisional dalam
pengobatan patah tulang Cimande Kecamatan Caringin
Kabupaten Bogor. Topik ini penting untuk diteliti karena
masyarakat Cimande dari dahulu sampai saat ini masih menjaga
dan menggunakan balur penca atau minyak Cimande sebagai
sarana pengobatan tradisional patah tulang Cimande. Argumen
ini berdasarkan riset Mulyono Notosiswoyo tahun 1997, Siti
Maria dan Herliswany R tahun 1996-1997, dan Miftahul Millah
Wijaya tahun 2016, menjelaskan bagaimana praktek pengobatan
tradisional patah tulang sistem Cimande dan menggunakan balur
penca
atau minyak Cimande sebagai satu sarana yang menjadi
ciri khas pengobatan tradisional patah tulang Cimande.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
yang lengkap mengenai tradisi balur penca sesuai dengan adat
tradisi di Cimande dan menjelaskan peran elit lokal masyarakat
Cimande dalam melestarikannya. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Melalui
pendekatan sosiologi, antropologi, dan politik. Studi ini ingin
menjawab teori dari Ajip Rosidi bahwa dengan maju dan
berkembangnya zaman akan terjadi pergeseran atau perubahan
tradisi.
Temuan studi melemahkan teori Ajip Rosidi, bahwa
seiring berkembangnya zaman tradisi balur penca masih tetap
bertahan pada masyarakat Cimande. Bertahannya tradisi balur
penca
tidak lepas dari adanya peran Eyang, peran sesepuh, dan
para tokoh generasi penerus yang sangat signifikan dalam
kelangsungan kehidupan di kampung kasepuhan Cimande
terutama dalam menjaga tradisi-tradisi yang ada seperti tradisi
balur penca
pada masyarakat Cimande.
Ketersediaan
SS19007 | SKR SPI 19007 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 19007
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2019
Deskripsi Fisik
xi, 87 hlm,; ilus 25 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Nuurun Najma Ramadhani
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas