Syi`ru “Khabz wa hasyisy wa Qomar” Linizaf qubbani `ala mustama” suriya (diraasatu susyulujiyyatuladabi)
Dhia Izdihar Anas - Personal Name
Nawawi - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat Suriah
yang digambarkan oleh Nizar Qubbany dalam puisi “Khabz wa Hasyisy wa
Qamr” dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori sosiologi
sastra. Setelah dianalisis, saya menemukan kesimpulan sebagai berikut: Pertama,
Penyair melalui puisi ini menangkap fenomena sesoail masyarakat Suriah yang
terjadi pada masa-masa kemerdekaan negara itu, tepatnya pada masa
0591-an,
karena Nizar menulis ini pada tahun 0591. Sebagaimana diketahui, bahwa Suriah
terlepas dari cengkraman Inggris dan Prancis pada masa 0591-an. Sehingga dapat
kita lihat bahwa pada masa itu Suriah sedang mencari jati diri dan identitas
negara. Kedua, Dalam pencarian identitas itu, Nizar melihat masyarakat Suriah
telah mengalami degradasi moral seperti tenggelam dalam imajinasi, yang ia sebut
dengan narkoba (ganja). Selain itu masyarakat Suriah telah salah memahami
takdir. Menurut Nizar mereka sudah seperti kecanduan dengan takdir, sudah
seperti opium, yang semua kegagalan dan kemunduran mereka disalahkan kepada
takdir. Maka dari itu, mereka tidak menganggap agama sebagai faktor pendorong
kemajuan masyarakat, tetapi justru agama dianggap sebagai fantasi dari kejayaankejayaan
masa lalu sehingga mengakibatkan malas, terasa asing dinegeri sendiri
dan lugu. Agama bagi masyarakat Suriah menurut Nizar tidak membuat rajin
bekerja, yang paling parah adalah terjadinya solat dan zina secara bersama-sama.
Puisi ini masih relevan dengan keadaan masyarakat kita dimanapun berada,
dimana kita masih sering menganggap agama sebagai pelarian dan kambing hitam
dari segala kemalasan, kebodohan dan kemunduran kita.
yang digambarkan oleh Nizar Qubbany dalam puisi “Khabz wa Hasyisy wa
Qamr” dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori sosiologi
sastra. Setelah dianalisis, saya menemukan kesimpulan sebagai berikut: Pertama,
Penyair melalui puisi ini menangkap fenomena sesoail masyarakat Suriah yang
terjadi pada masa-masa kemerdekaan negara itu, tepatnya pada masa
0591-an,
karena Nizar menulis ini pada tahun 0591. Sebagaimana diketahui, bahwa Suriah
terlepas dari cengkraman Inggris dan Prancis pada masa 0591-an. Sehingga dapat
kita lihat bahwa pada masa itu Suriah sedang mencari jati diri dan identitas
negara. Kedua, Dalam pencarian identitas itu, Nizar melihat masyarakat Suriah
telah mengalami degradasi moral seperti tenggelam dalam imajinasi, yang ia sebut
dengan narkoba (ganja). Selain itu masyarakat Suriah telah salah memahami
takdir. Menurut Nizar mereka sudah seperti kecanduan dengan takdir, sudah
seperti opium, yang semua kegagalan dan kemunduran mereka disalahkan kepada
takdir. Maka dari itu, mereka tidak menganggap agama sebagai faktor pendorong
kemajuan masyarakat, tetapi justru agama dianggap sebagai fantasi dari kejayaankejayaan
masa lalu sehingga mengakibatkan malas, terasa asing dinegeri sendiri
dan lugu. Agama bagi masyarakat Suriah menurut Nizar tidak membuat rajin
bekerja, yang paling parah adalah terjadinya solat dan zina secara bersama-sama.
Puisi ini masih relevan dengan keadaan masyarakat kita dimanapun berada,
dimana kita masih sering menganggap agama sebagai pelarian dan kambing hitam
dari segala kemalasan, kebodohan dan kemunduran kita.
Ketersediaan
SA19008 | SKR BSA 19008 | Perpustakaan FAH (Skripsi BSA) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR BSA 19008
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2019
Deskripsi Fisik
v, 61 hlm,; ilus 25 cm.
Bahasa
Arab
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR BSA
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Dhia Izdihar Anas
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas