Syi`r “dars Fi Al – rasm” Linizar qabbaniy Dirasah Simulujiyyah
Nila Muna Sari - Personal Name
M. Adib Misbachul Islam - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna puisi “Dars Fi AlRasm”
karya Nizar Qabbani melalui tanda-tanda yang terdapat dalam puisi
tersebut dengan menggunakan teori semiology khususnya makna denotative dan
konotatif dari Roland Barthez. Saya menemukan kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, tanda-tanda yang terdapat dalam puisi ini bermakna keadaan harapan
tentang negeri yang tercermin dalam sosok “anak” dan keadaan kenyataan tentang
negara yang tercermin dalam sosok “aku/pembicara/ayah”. Kedua, setiap
paragraph dalam puisi ini saling berhubungan. Sesuatu yang menghubungkannya
adalah keadaan tidak sesuai antara harapan dan kenyataan. Harapan ditandai
dengan “anak” dan kenyataan ditandai dengan “aku/pembicara/ayah”. Saya
melihat, makna denotative dari puisi adalah puisi ini merupakan percakapan
tentang pelajaran menggambar antara anak dengan ayah yang tidak sesuai antara
apa yang diinginkan oleh anak dengan apa yang kenyataannya terjadi menurut
ayah. Makna ini berkembang, sebagaimana dalam puisi menjadi makna
“membangun”; “menyusun”; dan “memakmurkan negara”. Jadi, puisi ini
bermakna kritik dan pelajaran dalam membangun, membentuk dan memakmurkan
negara. Adapun pemilihan tokoh”ayah” sebagai “aku” ini menunjukan bahwa
pengarang sangat mencintai negaranya sehingga dirinya sendiri merasakan
kenyataan sedih ini. Sementara tokoh “anak” adalah harapan dalam kejayaan
negara, bahwa anak memiliki harapan dan masa depan yang cerah.
karya Nizar Qabbani melalui tanda-tanda yang terdapat dalam puisi
tersebut dengan menggunakan teori semiology khususnya makna denotative dan
konotatif dari Roland Barthez. Saya menemukan kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, tanda-tanda yang terdapat dalam puisi ini bermakna keadaan harapan
tentang negeri yang tercermin dalam sosok “anak” dan keadaan kenyataan tentang
negara yang tercermin dalam sosok “aku/pembicara/ayah”. Kedua, setiap
paragraph dalam puisi ini saling berhubungan. Sesuatu yang menghubungkannya
adalah keadaan tidak sesuai antara harapan dan kenyataan. Harapan ditandai
dengan “anak” dan kenyataan ditandai dengan “aku/pembicara/ayah”. Saya
melihat, makna denotative dari puisi adalah puisi ini merupakan percakapan
tentang pelajaran menggambar antara anak dengan ayah yang tidak sesuai antara
apa yang diinginkan oleh anak dengan apa yang kenyataannya terjadi menurut
ayah. Makna ini berkembang, sebagaimana dalam puisi menjadi makna
“membangun”; “menyusun”; dan “memakmurkan negara”. Jadi, puisi ini
bermakna kritik dan pelajaran dalam membangun, membentuk dan memakmurkan
negara. Adapun pemilihan tokoh”ayah” sebagai “aku” ini menunjukan bahwa
pengarang sangat mencintai negaranya sehingga dirinya sendiri merasakan
kenyataan sedih ini. Sementara tokoh “anak” adalah harapan dalam kejayaan
negara, bahwa anak memiliki harapan dan masa depan yang cerah.
Ketersediaan
SA19007 | SKR BSA 19007 | Perpustakaan FAH (Skripsi BSA) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR BSA 19007
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2019
Deskripsi Fisik
vii, 49 hlm,; ilus,; 25 cm.
Bahasa
Arab
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR BSA
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Nila Muna Sari
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas