Peran perempuan terhadap perubahan sosial mesir (1900-1930)
Wilda Eka Safitri - Personal Name
Didin Saepudin - Personal Name
Timur Tengah merupakan kawasan di mana para perempuan masih termarginalkan karena praktik budaya patriarki, yaitu laki-laki lebih dominan dari berbagai aspek dibanding perempuan. Mayoritas perempuan hanya melakukan segala aktifitas di rumah dengan keterbatasan gerak. Namun pada awal abad ke- 20, para perempuan Mesir mulai menunjukkan dirinya ke ruang publik hingga mampu berperan-turut serta dalam perjuangan revolusi Mesir mulai tahun 1919 melawan penjajahan Prancis dan Inggris. Dalam studi ini, penulis menggunakan pendekatan historis dengan merujuk sumber tertulis dengan menggunakan analisis Gender.
Dalam studi ini penulis menemukan bahwa awal abad ke-20 adalah tahun- tahun yang penuh dengan pergolakan politik, yang di dalamnya baik kaum perempuan kelas elit maupun rakyat jelata turut ambil bagian secara terbuka. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan sosial di Mesir yang ditandai dengan terbentuknya organisasi-organisasi yang menaungi dan memberdayakan perempuan, kaum perempuan menempuh pendidikan yang semakin tinggi, juga mereka semakin sering tampil di ruang publik untuk memberikan seminar- seminar baik di kalangan pendidikan formal maupun informal. Hal yang demikian bisa dilihat dari beberapa tokoh perempuan yang berjuang pada masa itu, yaitu Malak Hifni Naseef, Huda Sya’rawi, Nabawiyyah Musa, Mai Ziyadah dan Shafiyah Zhaglol. Mereka berasal dari kalangan elit penguasa Mesir yang dapat bersekolah di Mesir maupun Eropa-Amerika dibandingkan dengan perempuan- perempuan lain yang masih terkungkung dengan budaya patriarki. Pendidkan yang mereka dapatkan menjadikan mereka mempunyai pemikiran modern dari Eropa yang akhirnya bergerak melakukan perubahan sosial dan sedikit demi sedikit menghilangkan budaya patriarki dengan aksi pemberdayaan yang mereka lakukan di masyarakat.
Dalam studi ini penulis menemukan bahwa awal abad ke-20 adalah tahun- tahun yang penuh dengan pergolakan politik, yang di dalamnya baik kaum perempuan kelas elit maupun rakyat jelata turut ambil bagian secara terbuka. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan sosial di Mesir yang ditandai dengan terbentuknya organisasi-organisasi yang menaungi dan memberdayakan perempuan, kaum perempuan menempuh pendidikan yang semakin tinggi, juga mereka semakin sering tampil di ruang publik untuk memberikan seminar- seminar baik di kalangan pendidikan formal maupun informal. Hal yang demikian bisa dilihat dari beberapa tokoh perempuan yang berjuang pada masa itu, yaitu Malak Hifni Naseef, Huda Sya’rawi, Nabawiyyah Musa, Mai Ziyadah dan Shafiyah Zhaglol. Mereka berasal dari kalangan elit penguasa Mesir yang dapat bersekolah di Mesir maupun Eropa-Amerika dibandingkan dengan perempuan- perempuan lain yang masih terkungkung dengan budaya patriarki. Pendidkan yang mereka dapatkan menjadikan mereka mempunyai pemikiran modern dari Eropa yang akhirnya bergerak melakukan perubahan sosial dan sedikit demi sedikit menghilangkan budaya patriarki dengan aksi pemberdayaan yang mereka lakukan di masyarakat.
Ketersediaan
SS18027 | SKR SPI 18027 | Perpustakaan FAH (Skrispsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 18027
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2018
Deskripsi Fisik
vi, 62 hlm.: ilus.; 26 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Wilda Eka Safitri
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas