Kekuasaan dan dominasi dalam novel Garnatah karya Radwa Asyur
Chikyta Fariha Dewi - Personal Name
Ulil Abshar - Personal Name

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana kekuasaan digambarkan dan strategi dominasi digunakan oleh para tokoh dalam novel Garnatah karya Radwa ‘Asyur. Novel Garnatah merupakan seri pertama dari Trilogi Granada yang terbit pada tahun 1994. Dalam novel Garnatah Radwa ‘Asyur menceritakan bagaimana sejarah jatuhnya Islam di Granada-Spanyol. Penulis membaca kekuasaan dan dominasi menggunakan teori Pierre Bourdieu dengan menganalisis habitus dan kepemilikan kapital para tokoh, kemudian berlangsungnya kekuasaan dan dominasi dibaca sesuai dengan arena. Untuk menemukan hal tersebut digunakan terlebih dahulu teori Robert Stanton yang bertumpu pada karakter, alur dan latar. Dari ketiga aspek ini akan ditemukan kekuasaan dan strategi dominasi yang dijalankan oleh para tokoh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuasaan dalam novel Garnatah diperlihatkan melalui tokoh muslim tokoh dan katolik. Tokoh muslim terdiri dari penguasa Islam Al-Zagabi dan penduduk muslim (Salimah, Hasan, Maryamah dan Sa’ad) sedangkan dari tokoh Katolik terdiri dari penguasa Katolik Raja Ferdinan dan Ratu Isabel, penguasa Granada Count de Tendilla dan Kardinal Ximenez. Kekuasaan yang dimiliki oleh tokohtokoh Katolik lebih kuat dibandingkan tokoh-tokoh muslim. Penguasa Katolik (Raja Ferdinan dan Ratu Isabel) menggunakan kekuasaannya sebagai strategi untuk mendominasi penguasa Islam, Raja Ferdinan dan Ratu Isabel berhasil mengambil alih kekuasaan Granada dari Al-Zagabi. Sedangkan kekuasaan yang dimiliki penguasa Islam digunakan sebagai strategi untuk mendominasi penduduk muslim dalam proses penyerahan Granada. Setelah Granada resmi dikuasai oleh penguasa Katolik, Raja Ferdinan dan Ratu Isabel menggunakan kekuasaannya untuk mendominasi penduduk muslim. Dalam kondisi ini penduduk muslim menggunakankekuasaannya sebagai strategi perlawanan dan pertahanan, tokoh Salimah melawan dalam arena pengetahuan, tokoh Maryamah melawan dan bertahan dalam arena agama dan sosial-budaya, tokoh Hasan melawan dan bertahan dalam arena agama, tokoh Sa’ad melawan dalam arena sosial. Perlawanan yang dilakukan oleh tokoh Salimah dan Sa’ad diketahui oleh kerajaan Katolik. Akibatnya Sa’ad dimasukkan penjara dan mengalami cidera, sedangkan Salimah dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa novel Garnatah tergolong sebagai fiksi historis yang menceritakan jatuhnya imperium Islam di Granada pada abad 15. Novel Garnatah sebagai titik balik Rad{wa ‘Asyur dalam merespon perang teluk I (1990-1991) dan perang enam hari (1967). Namun sebagai sebuah karya sastra tentu di dalamnya tidak semua yang diceritakan murni terjadi. Seorang pengarang juga memasukkan unsur sastra, seperti rasa, gagasan dan imajinasi. Inilah yang membedakan antara sastrawan dan sejarawan.
Ketersediaan
TA24007 | TA BSA 24007 | Perpustakaan FAH (Tesis BSA) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
TA BSA 24007
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2024
Deskripsi Fisik
xvi, 86 hlm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
TA BSA
Tidak tersedia versi lain