Ambivalensi kampanye organisasi perempuan Islam: jong islamieten bond dames afdeeling dan isu-isu sosial-agama di hindia belanda (1925-1940)
Fauziah Ayu Lestari - Personal Name
Tati Hartimah - Personal Name

Penelitian ini akan membahas mengenai sejarah Jong Islamieten Bond
Dames Afdeeling serta sikap terhadap isu-isu sosial keagamaan di Hindia
Belanda pada tahun 1925 hingga 1940. Kesadaran mengenai pentingnya
kedudukan perempuan mulai lebih terlihat pada awal abad ke 20, ini
dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah organisasi perempuan di
Hindia Belanda salah satunya yaitu di kalangan pelajar. Untuk
memperjuangkan hak-hak perempuan berdasarkan agama Islam yang pada
saat itu masih belum terpenuhi, Jong Islamieten Bond merasa penting untuk
mendirikan bagian perempuan (Dames Afdeeling) dari organisasi ini. Dalam
kegiatannya JIBDA ikut memberikan respon dan banyak melakukan kegiatan
yang bersangkutan dengan isu-isu sosial keagamaan pada masa itu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap JIBDA terhadap
isu-isu tersebut pada tahun 1925-1940. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode historis yang di dalamnya terdiri dari heuristik,
verifikasi, interpretasi dan historiografi. Pendekatan sosial dan teori
Ambivalensi oleh Homi K. Bhabha juga digunakan dalam penelitian ini.
Ditemukan bahwa JIBDA memiliki ketidakpastian sikap terhadap isu-isu
sosial keagamaan yang ramai dibahas pada masa itu seperti isu kerudung dan
tabir, pernikahan dini, perceraian dan poligami, serta permasalahan mengenai
buruh anak dan perempuan, JIBDA tidak sepenuhnya berpihak pada salah satu
sisi baik sekuler maupun religius dalam menyikapi isu-isu tersebut.
Dames Afdeeling serta sikap terhadap isu-isu sosial keagamaan di Hindia
Belanda pada tahun 1925 hingga 1940. Kesadaran mengenai pentingnya
kedudukan perempuan mulai lebih terlihat pada awal abad ke 20, ini
dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah organisasi perempuan di
Hindia Belanda salah satunya yaitu di kalangan pelajar. Untuk
memperjuangkan hak-hak perempuan berdasarkan agama Islam yang pada
saat itu masih belum terpenuhi, Jong Islamieten Bond merasa penting untuk
mendirikan bagian perempuan (Dames Afdeeling) dari organisasi ini. Dalam
kegiatannya JIBDA ikut memberikan respon dan banyak melakukan kegiatan
yang bersangkutan dengan isu-isu sosial keagamaan pada masa itu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap JIBDA terhadap
isu-isu tersebut pada tahun 1925-1940. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode historis yang di dalamnya terdiri dari heuristik,
verifikasi, interpretasi dan historiografi. Pendekatan sosial dan teori
Ambivalensi oleh Homi K. Bhabha juga digunakan dalam penelitian ini.
Ditemukan bahwa JIBDA memiliki ketidakpastian sikap terhadap isu-isu
sosial keagamaan yang ramai dibahas pada masa itu seperti isu kerudung dan
tabir, pernikahan dini, perceraian dan poligami, serta permasalahan mengenai
buruh anak dan perempuan, JIBDA tidak sepenuhnya berpihak pada salah satu
sisi baik sekuler maupun religius dalam menyikapi isu-isu tersebut.
Ketersediaan
SS25001 | SKR SPI 25001 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 25001
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Fauziah Ayu Lestari
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas