Busana eropa bagi muslim: respons ulama di sumatra dan jawa pada awal abad XX tahun 2025
Usep Abdul Matin - Personal Name
Ilma Nailu Fitriani - Personal Name

Kajian ini fokus pada wacana busana Eropa bagi umat Muslim pada awal abad ke-20 yang mencerminkan hubungan rumit antara agama, tradisi budaya, dan pengaruh kolonialisme Perdebatan ini tidak semata-mata membahas pakaian sebagai objek fisik, tetapi juga mengangkat isu-isu mendasar seperti pembentukan identitas, upaya melawan dominasi budaya asing, dan perubahan sosial yang terjadi dalam konteks transforması zaman. Ulama berperan penting dalam membimbing umat Muslim untuk menyikapi wacana berbusana Eropa ini. Kajian ini merupakan kajian sejarah dengan pendekatan sosial intelektual yang menggunakan teori analisis resepsi milik Stuart Hall. Penelitian ini menggunakan sumber primer berupa manuskrip, surat kabar, dan foto-foto mengenai penggunaan busana Eropa bagi Muslim di Sumatra dan Jawa pada awal abad ke-20. Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana wacana ulama mengenai budaya berpakaian Eropa bagi umat Muslim pada awal abad ke-20. Pada awal abad ke-20 terdapat ulama yang melarang, menegosiasi dan membolehkan pemakaian busana Eropa bagi Muslim. Adapun ulama yang melarang pemakaian busana Eropa adalah Kiai Sholeh Darat (1820-1903) yang melarang keras bagi seorang Muslim untuk meniru pakaian yang menjadi ciri khas agama lain, hal tersebut dianggap haram meskipun tidak menyukainya. Ulama yang menegosiasi adalah KH. Muhammad Hasyim Asy'ari (1871-1947) dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau (1860-1916) dengan alasan. menyerupai dengan niat cenderung kepada agama mereka dapat mengarah kepada kekufuran, tetapi tidak menyebabkan kekufuran selama niatnya bukan untuk mengagungkan agama mereka. Sementara ulama yang membolehkan memakai busana Eropa adalah H Abdullah Ahmad (1878-1933) dan Habib Salim Ibn Jindan (1906-1969), keduanya mengambil sikap moderat dan toleran dalam masalah berpakaian, menyesuaikan cara berpakaian dengar kondisi sosial dan budaya setempat dalam merespons modernisme.
Ketersediaan
TS2505 | TS SPI 2505 | Perpustakaan FAH (Tesis SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
TS SPI 2505
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2025
Deskripsi Fisik
xviii, 208 hlm, 25,5 x 18 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
TS SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
unmediated
Tipe Pembawa
volume
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Ilma nailu fitriani
Tidak tersedia versi lain