Komunitas islam anti-speaker di gunung sindur, bogor: Perspektif sejarah sosial keagamaan (1970-2022)
SIta Rosidah - Personal Name

Penelitian ini mengkaji sejarah sosial keagamaan kelompok Islam anti-
speaker (IAS) di Gunung Sindur, Bogor. Kelompok IAS memiliki pemahaman
sendiri dalam hal proses modernisasi terutama yang berkaitan dengan penggunaan
alat pengeras suara untuk ritual keagamaan lewat pendekatan sejarah sosial-
keagamaan. Penelitian ini menemukan pemahaman dan penerimaan modernisasi
yang berbeda pada Kelompok IAS dibanding kelompok muslim lainnya. Kelompok
IAS menolak penggunaan speaker untuk adzan dan iqomah di masjid. Kelompok
Islam anti-speaker muncul diperkirakan di Gunung Sindur pada dekade 80-an, lewat
santri-santri Mama Gentur, seorang ulama Cianjur yang banyak pengikutnya di
Gunung Sindur, Bogor. Meski masih bertahan kelompok Islam anti-speaker semakin
sedikit jumlahnya.
Arah penulisan sejarah dalam penelitian ini bersifat historis yang dilakukan
melalui observasi langsung ke lokasi penelitian dan wawancara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan antropologi yang berupaya memahami agama sebagai
salah satu daya untuk memahami agama dengan cara melihat wujud praktik
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat..
Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa kelompok IAS terbentuk karena
ajaran Mama Gentur, Cianjur yang disebarkan oleh santri-santrinya yang menyebar
sampai Gunung Sindur dengan kitab rujukan yang di karang oleh cicitnya yaitu kitab
Tanbīḥ al-anām. Juga Sikap komunitas IAS pada perubahan sosial yang ada adalah
selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau kemasyarakatan seperti gotong
royong dan bermusyawarah desa.
speaker (IAS) di Gunung Sindur, Bogor. Kelompok IAS memiliki pemahaman
sendiri dalam hal proses modernisasi terutama yang berkaitan dengan penggunaan
alat pengeras suara untuk ritual keagamaan lewat pendekatan sejarah sosial-
keagamaan. Penelitian ini menemukan pemahaman dan penerimaan modernisasi
yang berbeda pada Kelompok IAS dibanding kelompok muslim lainnya. Kelompok
IAS menolak penggunaan speaker untuk adzan dan iqomah di masjid. Kelompok
Islam anti-speaker muncul diperkirakan di Gunung Sindur pada dekade 80-an, lewat
santri-santri Mama Gentur, seorang ulama Cianjur yang banyak pengikutnya di
Gunung Sindur, Bogor. Meski masih bertahan kelompok Islam anti-speaker semakin
sedikit jumlahnya.
Arah penulisan sejarah dalam penelitian ini bersifat historis yang dilakukan
melalui observasi langsung ke lokasi penelitian dan wawancara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan antropologi yang berupaya memahami agama sebagai
salah satu daya untuk memahami agama dengan cara melihat wujud praktik
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat..
Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa kelompok IAS terbentuk karena
ajaran Mama Gentur, Cianjur yang disebarkan oleh santri-santrinya yang menyebar
sampai Gunung Sindur dengan kitab rujukan yang di karang oleh cicitnya yaitu kitab
Tanbīḥ al-anām. Juga Sikap komunitas IAS pada perubahan sosial yang ada adalah
selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau kemasyarakatan seperti gotong
royong dan bermusyawarah desa.
Ketersediaan
TS24005 | MSKI | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
MSKI 24005
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
MSKI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Sejarah Sosial Keagamaan, Komunitas Islam Anti-spe
Moderisme
Komunitas Islam Anti-speaker
Modernisme
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Sita Rosidah
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas