Skripsi ini membahas dinamika tradisi sosial keagamaan masyarakat salah satu Unit Pemukiman Transmigrasi dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) di Provinsi Jambi, yaitu UPT Durian Luncuk I-Desa Jangga Baru pada masa Orde Baru. masyarakat transmigran ini berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan juga masyarakat lokal provinsi Jambi serta sebagian kecil dari daerah lainnya di Pulau Sumatera sehingga masyarakatnya multikultural meski berada di wilayah pedesaan. Untuk mempertajam analisis digunakan pendekatan sosiologi agama dengan practice theory Pierre Bourdieu. Dinamika praktik tradisi keagamaan yang berlangsung dalam tahun 1983-1998 ini dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan pembangunan, baik dari internal UPT/desa maupun kebijakan dari atas (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dan perkembangan ekonomi masyarakat UPT Durian Luncuk I-Desa Jangga Baru. Di samping itu, keragaman dan mobilisasi fisik transmigran yang menyebabkan perubahan komposisi masyarakat di UPT Durian Luncuk I-Desa Jangga Baru juga menyebabkan adanya tradisi sosial keagamaan yang pupus dan ada pula yang berkesinambungan. Penelitian ini menemukan bahwa dari tahun awal penempatan pada tahun 1983 hingga tahun 1998 praktik tradisi sosial keagamaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga fase. Pertama, masa UPT (1983-1987) dengan ciri khas tradisi yang masih cenderung dilaksanakan berdasarkan daerah asal dan terkonsentrasi di masjid. Kedua, masa transisi (1987-1993) dengan praktik tradisi yang dijalankan secara kolektif tanpa memandang asal daerah dan mulai merambah pelaksanaannya di tempat tinggal transmigran. Ketiga, masa desa definitif (1993-1998) dengan praktik tradisi yang dikreasikan dengan berbagai kegiatan sosial lainnya.

SS23079

SKR SPI 23066

Perpustakaan FAH (Skripsi)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Share :