PERPUSTAKAAN Prof. Dr. Nurcholish Madjid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perseteruan front demokrasi rakyat (FDR) dan kabinet hatta pada peristiwa delanggu (1948-1949)

No image available for this title
Skripsi ini mengkaji perseteruan antara Front Demokrasi Rakyat (FDR) dan Kabinet Hatta yang terjadi selama Peristiwa Delanggu pada periode 1948-1949. Pada awal mula terjadi perseteruan antara FDR dan Kabinet Hatta disebabkan Perjanjian Renville karena Amir Syarifuddin tidak bisa mengatasi Agresi Militer Belanda dan harus bernegosiasi, sehingga Rakyat Indonesia kecewa terhadap Kabinet Amir. Koalisi menarik mundur dukungan terhadap Amir dan mengusulkan Hatta sebagai Perdana Menteri agar menyelesaikan masalah Renville. Amir turun dan membuat partai Front Demokrasi Rakyat sebagai Oposisi Pemerintah, Perseteruan ini menciptakan dinamika politik yang memanas, FDR sebagai oposisi tunggal mulai turun ke jalan agar mendapat dukungan dari rakyat untuk melawan Pemerintah, FDR melihat bahwa rakyat yang mudah di propaganda adalah kaum menengah ke bawah seperti Buruh, Pemuda dan Petani. Sehingga FDR menggait Barisan Tani Indonesia(BTI), dan Sentral Organisasi Buruh Indonesia(SOBSI). Di sisi lain pada tahun 1948 Industri di tanah jawa khususnya di Jawa Tengah merupakan wilayah Industri besar, seperti Gula dan karung goni. FDR mewujudkan langkah sebagai oposisi dengan melancarkan aksi pemogokan kerja di pabrik karung Goni Delanggu, melibatkan buruh dan petani sekitar yang menjadi korban propaganda FDR. Rakyat yang dirong-rong agar protes terhadap kebijakan pabrik yang kurang adil dalam segi upah atau bayaran membuat aksi unjuk rasa yang bersifat lokal menjadi berskala Nasional karena Pemerintah ikut turun tangan dalam masalah tersebut. Kabinet Hatta membuat panitia Ankeet yang di di wadahi oleh Badan Pekerja Nasional Pusat untuk menyelesaikan permasalahan di Delanggu. menyoroti ketegangan politik dan ideologis di antara dua kekuatan utama pada masa itu. Penelitian ini menggunakan metode Historis dengan pendekatan Sosial & Politik serta Teori Sosiologi politik. sehingga dapat memisahkan Proses-Proses Politik yang terjadi dan berkaitan dengan situasi Sosial di Klaten Delanggu Jawa Tengah. sementara Teori Sosiologi Politik yang di ungkap oleh Bertrand Rusel sangat relevan dengan penelitian ini karena menurutnya kekuasaan adalah hasil pengaruh yang diinginkan. Ia wujud karena adanya dorongan atau motivasi bagi seseorang untuk memperoleh atau memegang kekuasaan. Dorongan tersebut eksplisit/terlihat bagi pimpinan yang ingin berkuasa serta implisit/orang-orang yang menolak pemimpin(pemerintahan) Penelitian ini secara khusus menelusuri peristiwa Delanggu, mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu perseteruan antara FDR dan Kabinet Hatta. Melalui pendekatan sosiologi politik, dan dengan metode historis skripsi ini mengeksplorasi peran Amir Syarifuddin sebagai Oposisi dan Muhammad Hatta sebagai pemegang kabinet Pemerintah.
Ketersediaan
SS23085SKR SPI 23085Perpustakaan FAH (Skripsi)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

SKR SPI 23085

Penerbit

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.,

Deskripsi Fisik

xvi, 99 hlm, ilus

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

SKR SPI

Informasi Detil
Tipe Isi

text

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subyek

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas

Share :


Link Repository

Pustaka Digital Internasional

Berikut link E-Jurnal, E-Book , dan E-Lib Internasional. Silahkan klik tab disamping, klik logo nya untuk menuju website Pustaka Digital Internasional

Punya kritik , saran , pesan harapan ?