Penelitian ini menjelaskan akulturasi arsitektur Jawa dan
Tionghoa pada Masjid Agung Buntet Pesantren Cirebon.
Penulis menyajikan penelusuran historis komprehensif
mengenai akulturasi budaya antara Jawa dan Tionghoa dalam
mempengaruhi arsitektur dan bentuk pada Masjid Agung
Buntet Pesantren. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode penelitian sejarah, sedangkan teknik pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka, studi
dokumentasi, wawancara dan observasi langsung ke lapangan.
Pendekatan pada penelitian ini adalah arsitektur dengan
perangkat teori akulturasi budaya yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat. Temuan dalam penelitian ini adalah
keragaman dan kekayaan elemen akulturasi antara Jawa dan
Tionghoa dalam beberapa aspek bentuk masjid sebagai akibat
proses sosial – kultural antara masyarakat buntet pesantren
dengan etnis Tionghoa, yang pada akhirnya menemukan
bentuk baru yang mewujud pada Masjid Agung Buntet
Pesantren. Pada kasus masjid ini, pembauran dua budaya
membawa pengaruh signifikan pada hubungan antara konsep,
bentuk dan makna arsitektur, termasuk di dalamnya faktor yang
dinamis seperti, sosial, ekonomi, teknologi, dan faktor yang
relatif konstan seperti, iklim, letak geografis dan kondisi
geologi. Masjid ini juga mewakili ciri wujud arsitektur masjid
di Indonesia yang eklektik (merumuskan sintetis baru atas
bentuk lama lalu di interpretasikan memberi alternatif baru),
dan objektif (anatomi bangunan, struktur, dan bentuk), tetapi
juga menganut hal yang abstrak (kosmologi, simbolisme, gaya,
jati diri dan karakter).

SS20006

SKR SPI 20006

Perpustakaan FAH (Skripsi SPI)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

• Full text

Share :