Adaptasi Budaya Arab (Kairo) Dan Jawa (Keraton) Dalam Cerita “Jazā’’ Al-Khiyānah” Karya Abdul Fatah Shabri Dan ‘Ali ‘Umar Dalam Buku “Al-Qirā`Ah Al-Rasyīdah”
Vikry Futhu Rizki - Personal Name
Abdullah - Personal Name
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengadaptasikan istilah-istilah
kebudayaan Arab (Kairo) dan Jawa (Keraton) dalam penerjemahan cerita “Jazā’
Al-Khiyānah” pada penerjemahan cerita Al-Qirā’ah Al-Rasyīdah karangan Abdul
Fatah Shabri dan Ali Umar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualtiatif deskriptif dengan menggunakan metode penerjemahan
adaptasi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kata (مأدبة) menjadi
kenduren, frasa (علية القوم) menjadi priyayi, kata (الحّ) menjadi ngeyel, frasa
(الأزهر والرياحين) menjadi kembang tujuh rupa dan kemenyan, dan kata (يا
مولاي) menjadi nyuwun pangapunten, jenengan. Dari temuan yang ada, dapat
disimpulkan bahwa metode adaptasi cocok diterapkan dalam penerjemahan ini,
mengingat cerita tersebut memiliki banyak sekali unsur-unsur kebudayaan yang
dapat ditransformasi dari budaya Bsu ke budaya Bsa serta terbukti berguna bagi
masyarakat luas untuk memahami persamaan budaya Arab Mesir (Kairo) dengan
budaya Jawa Keraton. Untuk penerjemahan itu sendiri, Penulis menggunakan
teknik penerjemahan Molina-Albir, seperti amplifikasi, adaptasi, modulasi, dan
partikularisasi. Kesemua teknik penerjemahan ini cukup membantu dalam
menerjemahkan cerita “Jazā Al-Khiyānah” dengan pendekatan metode adaptasi
sehingga mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat.
kebudayaan Arab (Kairo) dan Jawa (Keraton) dalam penerjemahan cerita “Jazā’
Al-Khiyānah” pada penerjemahan cerita Al-Qirā’ah Al-Rasyīdah karangan Abdul
Fatah Shabri dan Ali Umar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualtiatif deskriptif dengan menggunakan metode penerjemahan
adaptasi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kata (مأدبة) menjadi
kenduren, frasa (علية القوم) menjadi priyayi, kata (الحّ) menjadi ngeyel, frasa
(الأزهر والرياحين) menjadi kembang tujuh rupa dan kemenyan, dan kata (يا
مولاي) menjadi nyuwun pangapunten, jenengan. Dari temuan yang ada, dapat
disimpulkan bahwa metode adaptasi cocok diterapkan dalam penerjemahan ini,
mengingat cerita tersebut memiliki banyak sekali unsur-unsur kebudayaan yang
dapat ditransformasi dari budaya Bsu ke budaya Bsa serta terbukti berguna bagi
masyarakat luas untuk memahami persamaan budaya Arab Mesir (Kairo) dengan
budaya Jawa Keraton. Untuk penerjemahan itu sendiri, Penulis menggunakan
teknik penerjemahan Molina-Albir, seperti amplifikasi, adaptasi, modulasi, dan
partikularisasi. Kesemua teknik penerjemahan ini cukup membantu dalam
menerjemahkan cerita “Jazā Al-Khiyānah” dengan pendekatan metode adaptasi
sehingga mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat.
Ketersediaan
ST23065 | SKR STT 23065 | Perpustakaan FAH (Skripsi Tarjamah) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR STT 23065
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Arab
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR STT
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Teknik Penerjemahan.
Penerjemahan Adaptasi,
cerita “Jazā’ Al-Khiyānah”,
buku Al- Qirā’ah Al-Rasyīdah,
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Vikry Futhu Rizki
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas