Narasi Konflik Turki Usmani-Rusia (1853-1856) Dalam Hikayat Istambul
M. Nazir Hidayat - Personal Name
Amirul Hadi - Personal Name
Penelitian ini berfokus pada manuskrip Hikayat Istambul sebagai obyek utama
untuk menggambarkan konflik antara Turki dengan Rusia pada abad ke-19.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan terkait bagaimana
Hikayat Istambul menarasikan Konflik Turki Usmani dan Rusia. Penulis
mencoba mengkaji bagaimana hikayat ini merepresentasikan konflik antara
Turki dan Rusia dalam perang Krimea. Penelitian ini menggunakan metode
historis, dengan model deskriptif analitis.
Dalam kajian ini penulis menggunakan teori Historical Representation dari
Frank Ankersmit. Teori ini menyatakan bahwa bagaimana sebuah teks sejarah
dapat digambarkan sebagai "interpretasi" atau sebagai "representasi masa
lalu". Dibahasnya perang Krimea di beberapa hikayat menjadi bukti bahwa
sebenarnya ada kesadaran dan kepedulian yang sangat mendalam dari para
penulis di Kepulauan Melayu terhadap perkembangan dunia Islam pada masa
itu, khususnya mengenai sepak terjang Kesultanan Turki Usmani. Hikayat ini
juga menjadi bukti bagaimana masyarakat Melayu sangat memandang tinggi
Kesultanan Turki Usmani.
Hal ini didasarkan atas penghormatan dan penghargaan yang diberikan kepada
daulah tersebut karena menjadi kesultanan yang adidaya dalam perspektif
Melayu. Masyarakat Melayu di Semenanjung tanah Melayu dan Hindia Timur
Belanda sering mengglorifikasi Sultan Turki Usmani sebagai ‘Raja Rum’
yang digambarkan sebagai seorang Raja yang agung dan kuat. Para sejarawan
biasanya cenderung mengabaikan sumber-sumber tradisional seperti hikayat
untuk dijadikan referensi dalam menulis sejarah. Meskipun sumber tradisonal
sering diabaikan oleh sejarawan, hikayat ini bisa menjadi sumber referensi
yang berguna dalam penulisan sejarah.
untuk menggambarkan konflik antara Turki dengan Rusia pada abad ke-19.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan terkait bagaimana
Hikayat Istambul menarasikan Konflik Turki Usmani dan Rusia. Penulis
mencoba mengkaji bagaimana hikayat ini merepresentasikan konflik antara
Turki dan Rusia dalam perang Krimea. Penelitian ini menggunakan metode
historis, dengan model deskriptif analitis.
Dalam kajian ini penulis menggunakan teori Historical Representation dari
Frank Ankersmit. Teori ini menyatakan bahwa bagaimana sebuah teks sejarah
dapat digambarkan sebagai "interpretasi" atau sebagai "representasi masa
lalu". Dibahasnya perang Krimea di beberapa hikayat menjadi bukti bahwa
sebenarnya ada kesadaran dan kepedulian yang sangat mendalam dari para
penulis di Kepulauan Melayu terhadap perkembangan dunia Islam pada masa
itu, khususnya mengenai sepak terjang Kesultanan Turki Usmani. Hikayat ini
juga menjadi bukti bagaimana masyarakat Melayu sangat memandang tinggi
Kesultanan Turki Usmani.
Hal ini didasarkan atas penghormatan dan penghargaan yang diberikan kepada
daulah tersebut karena menjadi kesultanan yang adidaya dalam perspektif
Melayu. Masyarakat Melayu di Semenanjung tanah Melayu dan Hindia Timur
Belanda sering mengglorifikasi Sultan Turki Usmani sebagai ‘Raja Rum’
yang digambarkan sebagai seorang Raja yang agung dan kuat. Para sejarawan
biasanya cenderung mengabaikan sumber-sumber tradisional seperti hikayat
untuk dijadikan referensi dalam menulis sejarah. Meskipun sumber tradisonal
sering diabaikan oleh sejarawan, hikayat ini bisa menjadi sumber referensi
yang berguna dalam penulisan sejarah.
Ketersediaan
SS23067 | SKR SPI | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 23067
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
M. Nazir Hidayat
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas