Pembentukan alas kaki menjadi identitas dalam tatanan sosial budaya masyarakat di batavia pada paruh pertama abad ke-20
Mohamad Farhan Ramadhan - Personal Name
Dr. Awalia Rahma, - Personal Name
Penelitian ini membahas proses pembentukan alas kaki menjadi identitas
dalam tatanan sosial budaya masyarakat di Batavia pada paruh pertama
abad ke-20. Dengan menggunakan pendekatan New Cultural History dan
teori Politics of Everyday Life yang dikembangkan oleh Ben Highmore
dan Frank Trentmann, penelitian ini akan menjawab pertanyaan
bagaimana proses terjadinya pembentukan identitas pada alas kaki dalam
tatanan sosial masyarakat dalam kultur penggunaan alas kaki di
kehidupan sehari-hari di Batavia. Highmore dan Trentmann
mengungkapkan bahwa nilai yang ada di suatu benda dan kebiasaan
sehari-hari tidak begitu saja muncul di masyarakat tetapi ada unsur politik
yang memicu nilai dan budaya sehari-hari itu muncul. Ditetapkannya
kebijakan segregasi dan hierarki sosial yang menempatkan bangsa Eropa
di posisi teratas membentuk nilai pada alas kaki menjadi tinggi, karena
nilai pada suatu benda juga diberikan pula oleh siapa penggunanya.
Memasuki abad ke-20 perubahan kebijakan pemerintah menciptakan
kebiasaan baru dalam budaya penggunaan alas kaki di masyarakat,
penggunaan alas kaki tidak lagi eksklusif untuk Barat tetapi juga boleh
digunakan oleh semua bangsa. Masyarakat Batavia yang heterogen
membuat nilai identitas yang ada di alas kaki pun tidak hanya dilihat
sebagai proyeksi kekuatan posisi tetapi juga dilihat sebagai representasi
dari budaya yang berkembang di tiap etnis. Hal ini berdampak pada nilai
alas kaki yang berkembang di masyarakat Batavia, identitas yang
terbentuk pada alas kaki berbeda-beda berdasarkan etnis tertentu.
dalam tatanan sosial budaya masyarakat di Batavia pada paruh pertama
abad ke-20. Dengan menggunakan pendekatan New Cultural History dan
teori Politics of Everyday Life yang dikembangkan oleh Ben Highmore
dan Frank Trentmann, penelitian ini akan menjawab pertanyaan
bagaimana proses terjadinya pembentukan identitas pada alas kaki dalam
tatanan sosial masyarakat dalam kultur penggunaan alas kaki di
kehidupan sehari-hari di Batavia. Highmore dan Trentmann
mengungkapkan bahwa nilai yang ada di suatu benda dan kebiasaan
sehari-hari tidak begitu saja muncul di masyarakat tetapi ada unsur politik
yang memicu nilai dan budaya sehari-hari itu muncul. Ditetapkannya
kebijakan segregasi dan hierarki sosial yang menempatkan bangsa Eropa
di posisi teratas membentuk nilai pada alas kaki menjadi tinggi, karena
nilai pada suatu benda juga diberikan pula oleh siapa penggunanya.
Memasuki abad ke-20 perubahan kebijakan pemerintah menciptakan
kebiasaan baru dalam budaya penggunaan alas kaki di masyarakat,
penggunaan alas kaki tidak lagi eksklusif untuk Barat tetapi juga boleh
digunakan oleh semua bangsa. Masyarakat Batavia yang heterogen
membuat nilai identitas yang ada di alas kaki pun tidak hanya dilihat
sebagai proyeksi kekuatan posisi tetapi juga dilihat sebagai representasi
dari budaya yang berkembang di tiap etnis. Hal ini berdampak pada nilai
alas kaki yang berkembang di masyarakat Batavia, identitas yang
terbentuk pada alas kaki berbeda-beda berdasarkan etnis tertentu.
Ketersediaan
SS22081 | SKR SPI 22081 | Perpustakaan FAH | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 22081
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakata., 2022
Deskripsi Fisik
xi, 75 hlm, ilusi; 25 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Mohamad Farhan Ramadhan
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas