Penelitian ini membahas mengenai keberadaan Kampung Suwakan sebagai kampung pahlawan di Kab. Lebak Prov. Banten (suatu kajian sejarah). Menjawab mengenai mengapa Kampung Suwakan Kab. Lebak Prov. Banten disebut sebagai kampung pahlawan dan apa saja faktor pendukung Kampung Suwakan sebagai kampung pahlawan di Kab. Lebak Prov. Banten. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi dan teori struktural fungsionalisme yang dikembangkan oleh Talcott Parsons. Talcott Parsons mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang berfungsi akan eksis dengan sendirinya dan segala sesuatu yang tidak berfungsi akan hilang dengan sendirinya. Dari keberfungsian inilah kemudian membentuk sebuah memori keteladanan yang bersejarah bagi generasi penerusnya. Metode yang digunakan ialah metode sejarah dengan empat tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kampung Suwakan Kab. Lebak Prov. Banten merupakan tempat terjadinya kekejaman tentara Belanda pada Agresi Militer Belanda II pada tahun 1949. Dalam peristiwa tersebut memunculkan perlawanan dari sebagian masyarakat yang berani menentang tantara Belanda demi keutuhan tanah airnya. Namun, perlawanan itu harus dibayar dengan penembakan tragis yang menghantarkan para pejuang kepada kematiannya. Peran para pejuang yang disebut masyarakat sebagai pahlawan inilah yang akhirnya memiliki fungsi bagi keberadaan Kampung Suwakan Kab. Lebak Prov. Banten hingga sekarang. Dibiayai dan dibangunnya makam para pahlawan di Kampung Suwakan Kab. Lebak Prov. Banten membuktikan adanya apresiasi dan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat. Peristiwa bersejarah tersebut tidak akan mudah dilupakan dan hilang begitu saja oleh masyarakat Kampung Suwakan Kab. Lebak Prov. Banten bahkan semakin eksis dengan adanya ritual dan kegiatan Hari Pahlawan Nasional pada 10 November setiap tahunnya.

SS21210

SKR SPI 2021 210

Perpustakaan FAH (Skripsi SPI)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Share :