Aisyah aminy: karier politik dan pemikirannya (1987 - 2004 )
Sufiyati - Personal Name
Amelia Fauzia - Personal Name
Skripsi yang berjudul “Siti Aisyah Aminy:Karier Politik dan Pemikirannya (1987-
2004)” ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana peran Siti Aisyah Aminy
selama menjadi anggota legislatif dan pemikirannya mengenai perempuan dan
politik. Metode yang digunakan merupakan metode penelitian sejarah dengan
menggunakan wawancara sebagai sumber primer. Adanya asumsi bahwa
perempuan hanya pantas bekerja pada bidang domestik saja menjadi salah satu
faktor rendahnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Padahal
keterwakilan perempuan sangatlah dibutuhkan demi terwujudnya keadilan tanpa
membedakan jenis kelamin tertentu. Aisyah Aminy tampil sebagai politisi
perempuan dari partai Islam yang menggeser paradigma publik bahwa perempuan
mampu masuk ke dunia politik bahkan dari partai Islam sekalipun, pada masa
pemerintahan Orde Baru. Perjalanannya selama hampir tujuh belas tahun menjadi
anggota parlemen telah membutikan bahwa perempuan mampu mengembangkan
dirinya di ranah yang lebih luas tanpa harus meninggalkan perannya sebagai
seorang istri dan ibu. Menurutnya menyeimbangkan kedua tugas tersebut bisa
dilakukan oleh setiap perempuan tanpa harus mengabaikan salah satunya.
Meskipun ia seorang politisi perempuan muslim, pendapat yang ia suarakan tidak
selamanya berbasiskan Islam dan tidak banyak menyuarakan pendapatnya
mengenai perempuan. Ia lebih banyak berpendapat berdasarkan UUD 1945 dan
Pancasila. Itu artinya selama di legislatif ia tidak merepresentasikan gagasan atau
kelompok feminis. Namun kiprahnyalah yang membuat ia bisa disebut sebagai
seorang tokoh politik perempuan muslim yang cukup berhasil dari partai Islam
(Partai Persatuan Pembangunan).
2004)” ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana peran Siti Aisyah Aminy
selama menjadi anggota legislatif dan pemikirannya mengenai perempuan dan
politik. Metode yang digunakan merupakan metode penelitian sejarah dengan
menggunakan wawancara sebagai sumber primer. Adanya asumsi bahwa
perempuan hanya pantas bekerja pada bidang domestik saja menjadi salah satu
faktor rendahnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Padahal
keterwakilan perempuan sangatlah dibutuhkan demi terwujudnya keadilan tanpa
membedakan jenis kelamin tertentu. Aisyah Aminy tampil sebagai politisi
perempuan dari partai Islam yang menggeser paradigma publik bahwa perempuan
mampu masuk ke dunia politik bahkan dari partai Islam sekalipun, pada masa
pemerintahan Orde Baru. Perjalanannya selama hampir tujuh belas tahun menjadi
anggota parlemen telah membutikan bahwa perempuan mampu mengembangkan
dirinya di ranah yang lebih luas tanpa harus meninggalkan perannya sebagai
seorang istri dan ibu. Menurutnya menyeimbangkan kedua tugas tersebut bisa
dilakukan oleh setiap perempuan tanpa harus mengabaikan salah satunya.
Meskipun ia seorang politisi perempuan muslim, pendapat yang ia suarakan tidak
selamanya berbasiskan Islam dan tidak banyak menyuarakan pendapatnya
mengenai perempuan. Ia lebih banyak berpendapat berdasarkan UUD 1945 dan
Pancasila. Itu artinya selama di legislatif ia tidak merepresentasikan gagasan atau
kelompok feminis. Namun kiprahnyalah yang membuat ia bisa disebut sebagai
seorang tokoh politik perempuan muslim yang cukup berhasil dari partai Islam
(Partai Persatuan Pembangunan).
Ketersediaan
SS186032 | SKR SBF 2018 6032 | Perpustakaan FAH (Skripsi peradaban islam) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 2018
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Fakultas Adab dan Humanioa., 2018
Deskripsi Fisik
ix, 87 lembar
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Sufiyati, Amelia Fauzia
Tidak tersedia versi lain