Masjid Hidayatullah Sebagai Potret Akulturasi Budaya Di Jakarta Abad Ke-18 (Aspek Historis-Arkeologis)
Tenri Maya Pada Indah - Personal Name
Parlindungan Siregar - Personal Name
Sejak masa Sunda Kelapa, daerah Jakarta dihuni oleh para pendatang
dari berbagai daerah dan warga asing. Mereka datang untuk berdagang.
Warga Jakarta terkenal dengan sikapnya yang cepat bersahabat, terbuka dan
merakyat hal ini mengakibatkan adanya akulturasi budaya. Jakarta juga
banyak mempunyai tempat ibadah salah satunya ialah masjid, masjid berdiri
sejak Jakarta masih menjadi Jayakarta. Salah satu bukti adanya akulturasi
budaya yaitu Masjid Hidayatullah, masjid ini merupakan peninggalan sejarah
di daerah Jakarta yang berdiri pada tahun 1747 yang berada di tanah wakaf
untuk dijadikan masjid, sekain itu Masjid Hidayatullah juga digunakan
sebagai tempat menyusun strategi oleh para pejuang Betawi pada waktu
kemerdekaan RI. Masjid Hidayatullah juga mempunyai kekayaan seni
arsitektur yang sangat unik, di antaranya arsitektur Betawi, Belanda, HinduBudha,
dan Tionghoa. Metode penelitian yang penulis gunakan meliputi
studi pustaka, observasi, dokumentasi, dan wawancara sumber serta
historiografi (penulisan sejarah). Berdasarkan penelitian yang penulis
lakukan, arus sejarah mengutamakan nilai budaya dalam bungkusan agama
sangat menarik untuk diteliti. Penulis bertujuan menelusuri adanya
percampuran bentuk arsitektur bangunan masjid, serta menelusuri adanya
akulturasi budaya yang diduga dibawa oleh suku bangsa Tionghoa, India,
Arab, dan Belanda. Hasil dari penulisan ini bahwasannya faktor akulturasi
arsitektur masjid di Jakarta melewati proses adaptasi dan adopsi. Adaptasi
terjadi karena unsur arsitektur lokal dominan dari bentuk arsitektur nonlokal.
Apabila terjadi maka sebaliknya terjadi adopsi. Dengan demikian,
Masjid Hidayatullah merupakan bukti akan keeksistensian ragam hias serta
kejayaan Islam pada masa penjajahan dan sudah terdaftar dalam benda cagar
budaya tahun 2005 dengan nomer identitas masjid 01.5.11.06.02.000001.
dari berbagai daerah dan warga asing. Mereka datang untuk berdagang.
Warga Jakarta terkenal dengan sikapnya yang cepat bersahabat, terbuka dan
merakyat hal ini mengakibatkan adanya akulturasi budaya. Jakarta juga
banyak mempunyai tempat ibadah salah satunya ialah masjid, masjid berdiri
sejak Jakarta masih menjadi Jayakarta. Salah satu bukti adanya akulturasi
budaya yaitu Masjid Hidayatullah, masjid ini merupakan peninggalan sejarah
di daerah Jakarta yang berdiri pada tahun 1747 yang berada di tanah wakaf
untuk dijadikan masjid, sekain itu Masjid Hidayatullah juga digunakan
sebagai tempat menyusun strategi oleh para pejuang Betawi pada waktu
kemerdekaan RI. Masjid Hidayatullah juga mempunyai kekayaan seni
arsitektur yang sangat unik, di antaranya arsitektur Betawi, Belanda, HinduBudha,
dan Tionghoa. Metode penelitian yang penulis gunakan meliputi
studi pustaka, observasi, dokumentasi, dan wawancara sumber serta
historiografi (penulisan sejarah). Berdasarkan penelitian yang penulis
lakukan, arus sejarah mengutamakan nilai budaya dalam bungkusan agama
sangat menarik untuk diteliti. Penulis bertujuan menelusuri adanya
percampuran bentuk arsitektur bangunan masjid, serta menelusuri adanya
akulturasi budaya yang diduga dibawa oleh suku bangsa Tionghoa, India,
Arab, dan Belanda. Hasil dari penulisan ini bahwasannya faktor akulturasi
arsitektur masjid di Jakarta melewati proses adaptasi dan adopsi. Adaptasi
terjadi karena unsur arsitektur lokal dominan dari bentuk arsitektur nonlokal.
Apabila terjadi maka sebaliknya terjadi adopsi. Dengan demikian,
Masjid Hidayatullah merupakan bukti akan keeksistensian ragam hias serta
kejayaan Islam pada masa penjajahan dan sudah terdaftar dalam benda cagar
budaya tahun 2005 dengan nomer identitas masjid 01.5.11.06.02.000001.
Ketersediaan
SS21003 | SKR SPI 21003 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 21003
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2021
Deskripsi Fisik
V, 71 hlm.; 25 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Tenri Maya Pada Indah
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas