Pemikiran Nasionalisme Islam Mohammad Hatta Tahun 1921-1932
Rian Wahyudin - Personal Name
Mohammad Hatta selain dikenal sebagai Founding Father Republik Indonesia juga ketika mahasiswa dikenal sebagai aktivis yang giat menyuarakan hak-hak kemerdekaan kaum pribumi di luar negeri pada tahun 1921-1932. Pada masa-masa itu, Hatta aktif di beberapa organisasi, di antaranya Perhimpunan Indonesia (PI) dan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). Aktivitas Hatta dalam kedua organisasi itu berkutat pada soal-soal kebangsaan, kerakyatan dan kemerdekaan dengan disadari dan didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam.
Banyak Sarjana, Sejarawan atau Cendikiawan yang selama ini menganggap bahwasanya Hatta adalah seorang nasionalis sekuler yang memisahkan soal-soal kebangsaan dan keagamaan, namun jikalau kita melihat Hatta dari latar belakangnya baik lingkungan keluarga, budaya, adat dan agama, pada titik tertentu kita akan menemukan segala tindak-tanduknya bahkan pemikirannya yang senantiasa disemangati oleh nilai-nilai luhur Islam.
Keislaman Hatta tidak ditonjolkan dengan simbol-simbol agama yang atributif, melainkan ditonjolkan dengan tingkah laku, pemikiran dan sikapnya. Konsep nasionalisme Cap Rakyat adalah konsep kebangsaan yang memiliki makna bahwa suatu bangsa akan diukur tinggi derajatnya dari kualitas rakyatnya. Konsep nasionalisme Cap Rakyat tersebut merupakan pemikiran autentik nasionalisme Hatta dan juga merupakan contoh sederhana bagaimana dia lebih mengutamakan kepentingan rakyat banyak ketimbang kelompok maupun dirinya. Dia lebih menikmati perjuangan bersama rakyat dan menolak duduk bersama dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda dari kaum pribumi (Volksraad). Ini merupakan prinsip kebangsaan Hatta yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Islam yang menekankan agar lebih mengutamakan kepentingan umat.
Selain itu, pemikiran Hatta yang disemangati oleh nilai-nilai luhur Islam adalah pemikiran tentang perdamaian. Konsep damai menurutnya hukum yang paling tinggi dalam Islam, oleh karenanya tiap-tiap bangsa yang merdeka harus menjunjung tinggi perdamaian. Konsep damai yang digagas olehnya diambil dari Surat al-Fatihah, khususnya pada ayat kedua. Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang itu harus diamalkan agar tercipta keamanan dan kenyamanan antar sesama umat manusia.
Banyak Sarjana, Sejarawan atau Cendikiawan yang selama ini menganggap bahwasanya Hatta adalah seorang nasionalis sekuler yang memisahkan soal-soal kebangsaan dan keagamaan, namun jikalau kita melihat Hatta dari latar belakangnya baik lingkungan keluarga, budaya, adat dan agama, pada titik tertentu kita akan menemukan segala tindak-tanduknya bahkan pemikirannya yang senantiasa disemangati oleh nilai-nilai luhur Islam.
Keislaman Hatta tidak ditonjolkan dengan simbol-simbol agama yang atributif, melainkan ditonjolkan dengan tingkah laku, pemikiran dan sikapnya. Konsep nasionalisme Cap Rakyat adalah konsep kebangsaan yang memiliki makna bahwa suatu bangsa akan diukur tinggi derajatnya dari kualitas rakyatnya. Konsep nasionalisme Cap Rakyat tersebut merupakan pemikiran autentik nasionalisme Hatta dan juga merupakan contoh sederhana bagaimana dia lebih mengutamakan kepentingan rakyat banyak ketimbang kelompok maupun dirinya. Dia lebih menikmati perjuangan bersama rakyat dan menolak duduk bersama dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda dari kaum pribumi (Volksraad). Ini merupakan prinsip kebangsaan Hatta yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Islam yang menekankan agar lebih mengutamakan kepentingan umat.
Selain itu, pemikiran Hatta yang disemangati oleh nilai-nilai luhur Islam adalah pemikiran tentang perdamaian. Konsep damai menurutnya hukum yang paling tinggi dalam Islam, oleh karenanya tiap-tiap bangsa yang merdeka harus menjunjung tinggi perdamaian. Konsep damai yang digagas olehnya diambil dari Surat al-Fatihah, khususnya pada ayat kedua. Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang itu harus diamalkan agar tercipta keamanan dan kenyamanan antar sesama umat manusia.
Ketersediaan
SS19094 | SKR SPI 19094 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 19094
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2019
Deskripsi Fisik
vi, 125 Hlm, 29 Cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Rian Wahyudin
Tidak tersedia versi lain