Dinamika Perpolitikan Indonesia 1955-1959: Dialektika antara Pemilihan Umum dan Politik Identitas Islam
Harun Arrasyid - Personal Name
Amirul Hadi - Personal Name
Hadirnya penelitian ini mewakili kekosongan atas kajian historis populisme di Indonesia. Penelitian ini menyajikan penelusuran historis komprenhensif mengenai populisme di Indonesia dengan pertanyaan utama: bagaimana sebenarnya dialektika populisme dan politik identitas Islam dalam sejarah perpolitikan di Indonesia pada tahun 1955-1957? Penelitia ini mempunyai argumen bahwa dalam sejarah Indonesia pada demokrasi Liberal, politik populisme dan politik identitas Islam digunakan para politisi dalam memobilisasi massa terutama yang menunjukan antiestablisment.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi dan historiografi. pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan The New Political History yang dikemukakan oleh Philip R. Vandermeer yang menggabungkan kajian sosiologi dan politik dalam studi sejarah (Interdisciplinary approach). Penulis menguji argumen dari Melendez dan Cristobal yang mengatakan bahwa populisme dapat berkembang hanya ketika politik identitas antiestablishment ada. Hipotesa dalam penelitian ini menunjukan, adanya kontestasi antara pemerintah dan aktor penulis yang menerapkan politik identitas agama yang terjadi di Indonesia. Ketika pemerintah gagal melaksanakan tugasnya, aktor-aktor populis menggunakan politik identitas Islam dengan narasi antiestablisment sebagai kekuatan mobilisasi masyarakan dengan tujuan menegakan kesalehan Islam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi dan historiografi. pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan The New Political History yang dikemukakan oleh Philip R. Vandermeer yang menggabungkan kajian sosiologi dan politik dalam studi sejarah (Interdisciplinary approach). Penulis menguji argumen dari Melendez dan Cristobal yang mengatakan bahwa populisme dapat berkembang hanya ketika politik identitas antiestablishment ada. Hipotesa dalam penelitian ini menunjukan, adanya kontestasi antara pemerintah dan aktor penulis yang menerapkan politik identitas agama yang terjadi di Indonesia. Ketika pemerintah gagal melaksanakan tugasnya, aktor-aktor populis menggunakan politik identitas Islam dengan narasi antiestablisment sebagai kekuatan mobilisasi masyarakan dengan tujuan menegakan kesalehan Islam.
Ketersediaan
SS19045 | SKR SPI 19045 | Perpustakaan FAH (Skrispsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 19045
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2019
Deskripsi Fisik
ix,124 hlm.ilus; 25 x18 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Harun Arrasyid
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas